Clock

Jumat, 13 Mei 2011

Sudah baikkah pendidikan di Indonesia?

BENARKAH Pendidikan Indonesia Telah Baik?

Kalo membahas masalah pendidikan ibarat makan bakso yang tidak pernah mengenal kata bosan, sebab permasalahan yang satu ini memang tidak akan habis dikupas-kupas.
Permasalahan Pendidikan di Indonesia telah mendarah daging dari dulu hingga sekarang tapi belum juga terselesaikan, dari permasalahan yang satu belum selesai muncul permasalahan yang lain. Misalnya permasalahan penyaluran dana BOS yang diduga tidak tepat sasaran belum rampung ditangani kini muncul lagi permasalahan tuntutan pengulangan UAN (ujian akhir nasional) yang diduga banyak terjadi kecurangan.
Sungguh ironi memang di tengah-tengah gembar-gembor peningkatan pendidikan hingga pembebasan biaya sekolah alias gratis ternyata di seberang sana masih banyak saudara senasib dan setanah air kita yang masih belum bisa mengenyam pendidikan. Tetapi itulah kenyataannya
jika di kota gedung dan sarana prasarana semua tersedia, sedangkan di pinggiran bahkan pelosok jangankan komputer buku pelajaran saja sangat terbatas, jangankan gedung sekolah mewah tempat belajar pun mengenaskan.
sekolah dengan sarana dan fasilitas yang memadai itu masih impian bagi mereka sebab bagi mereka bisa sekolah saja sudah menjadi anugerah terbesar.
Itu baru sekelumit sisi lain pendidikan Indonesia. Sungguh menyedihkan, sebab kita semua tahu, kalau pendidikan merupakan pondasi utama kemajuan Negara (sok nasionalisme deh) bagaimana bisa kokoh kalo pilar utamanya dari bahan seadanya, oleh karena benahi dulu pendidikan jangan terlalu muluk-muluk dalam berbicara wahai para penguasa!
Kita sebagai para penerus bangsa mari kita mulai dari kita sendiri untuk mengangkat semangat bersama membangun pendidikan terbaik demi kehidupan di masa yang akan datang.

Minggu, 01 Mei 2011

KEADILAN UNTUK SEMUA

Socrates pernah berkata, orang yang baik adalah orang yang dapat berbuat adil. Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah apakah adil itu? dengan pertanyaan yang sangat mendasar ini kita dihantarkan kepada arti yang mendalam, sering kali kita mempertanyakan dimanakah keadilan? maka dalam hal ini saya akan mencoba menarik kata adil menurut konsep dalam Islam. Islam mengartikan adil dengan arti moderat, obyektif terhadap orang, persamaan. Sesuai dengan Al Qur'an dalam surah Ar Rahman/ 55 : 7-9 yang berbunyi "Dan Allah telah meninggikan langit-langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan) supaya kamu jangan melampaui batas neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu". Maka jelas sangatlah mendasar apa yang dikatakan oleh Socrates tersebut, dengan sebuah kata adil maka manusia dapat melihat segalanya dengan obyektif. Tidak didasarkan pada hal yang bersifat subyektif, dalam Al Qur'an dikatakan bahwa setiap manusia harus bersikap adil, kata adil disini mengandung arti tidak saja pada sebuah persamaan, tetapi lebih dari pada itu ada sebuah pikiran dan pandangan yang berangkat dari sifat objektif. Berani membela kebenaran meupakan sebuah penegakkan keadilan, membela dan membantu yanag lemah juga merupakan wujud dari penegakkan keadilan. mengapa? karena semua berangkat dari sebuah rasa persamaan dan pemikiran yaang obyektif dalam melihat realitas kehidupan ini

VOX POPULI EDUCATION COMMUNITY

Jangan jadi manusia yang berhasil tetapi jadilah manusia yang berguna (Einstein). Hidup di tengah masyarakat, mengharuskan kita mengenyampingkan kepentingan pribadi. Begitu juga hidup berbangsa dan bernegara kita juga harus mengenyampingkan kepentingan kelompok, yang harus dijunjung tinggi adalah kepentingan bersama yaitu masyarakat itu sendiri. maka dari itu kata Einstein sangatlah tepat bagi kita semua, karena dalam kata itu terdapat sebuah makna kita harus menjadi manusia yang berguna bagi manusia yang lain.

Indonesia memiliki sebuah dinamika kehidupan bermasyarakat yang sangat unik, dikarenakan Indonesia mempunyai sifat masyarakat yang majemuk. Indonesia memiliki beribu-ribu pulau yang terbentang dari sabang hingga merauke, dengan begitu maka secara otomatis Indonesia memiliki beragam kebudayaan dan nilai-nilai normatif yang bersifat pluralis. sikap saling menghormati dan menghargai sangat dibutuhkan disini, untuk mencapai hal tersebut maka juga diperlukan penciptaan masyarakat yang cerdas yang memiliki wawasan kenusantaraan yang baik.

Pendidikan merupakan sebuah pondasi yang menopang untuk terciptanya masyarakat yang cerdas, sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 "Tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran". pertanyaannya adalah apakah hal ini merupakan semata-mata tugas pemerintah? Negara memang menjamin kepada setiap warga negaranya untuk pemenuhan haknya sebagai warga negaranya, salah satunya adalah pendidikan. Apakah negara mampu untuk memenuhi pemenuhan hak semua warga negaranya yang berjumlah kurang lebih 200 juta orang? Rasanya mustahil bila tidak ada harmonisasi antara pemerintah dan rakyat, bila tidak ada sinergi dan keterpaduan antara pemerintah dan rakyatnya.

Maka dari itu teringat kata John F Kennedy yang kurang lebih mengatakan seperti ini "Jangan tanyakan apa yang akan negara berikan kepada saya, tetapi tanyakan pada diri kita masing-masing apa yang bisa kita berikan pada negara". Dengan pernyataan ini maka munculah sebuah konsep partisipasi masyarakat untuk membantu pemerintah mewujudkan kepentingan bersama.

REALITA MASALAH

Siapa yang dapat diandalkan untuk melakukan perubahan konsep ini? jelas jawabnya adalah kaum muda, tetapi pada kenyataannya kaum muda kita sudah banyak yang bersifat hedonis, dan bersikap apatis dalam melihat realita sosial saat ini. Dimana pendidikan tidak merata sehingga konsep mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi sangat terganggu. Maka dengan kata lain kita sebagai bagian dari elemen masyarakat harus membentuk sebuah instrumen didalam masyarakat, untuk meringankan kerja pemerintah sebagai penyelenggara negara.

karena apa yang diamanatkan dalam UUD 1945 khususnya pasal 31 ayat 1 merupakan amanat rakyat yaang dituangkan dalam bentuk Undang-undang, tetapi filosofinya bukan berarti kita menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah sebagai penyelenggara negara.

KOMUNITAS BASIS

Maka dalam konsep bantuan pemerataan pendidikan sebagai pondasi untuk menuju masyarakat yang cerdas, perlu adanya komunitas terkecil dalam elemen masyarakat. Maksudnya adalah masyarakat harus memulai dari lingkungan sekitar (basis) untuk berpartisipasi menyelenggarakan pendidikan. Selain itu juga berani untuk mengajak Pemerintah daerah setempat untuk bekerja sama.

Inisiatif ini kita harapkan bermula dari kaum muda, sebagai komunitas basis untuk mau mengulurkan tangannya membantu pemerintah menyelenggarakan pendidikan tanpa pamrih. semua itu kita lakukan untuk kepentingan bangsa dan negara, demi kemajuan bersama. Maka dari kesadaran kaum muda khususnya di Bekasi sudah dapat diwujudkan dengan adanya VOX POPULI EDUCATION COMMUNITY. Komunitas ini didirikan oleh beberapa anak muda yang peduli akan pendidikan, misinya adalah memberikan atau menyelenggarakan pendidikan secara gratis kepada anak yang tidak mampu bersekolah karena keterbatasan ekonomi